Micro Puisi: Almarhum Puisi
mendiang puisi diziarahi ditangisi ditulisi diajak diam mendiami diam
padahal baru kemarin kita ketemu dia, dia ketemu saya, saya dan kamu
memang seperti ada yang aneh saat mendiang puisi berbicara tentang
kematiannya sendiri, dia bilang ini bukan takdir, dia ulangi berkali-kali
bahwa ini bukan takdir, tapi atas permintaannya sendiri, airmata katanya
tak boleh ikut-ikutan mengiringi, doa tak boleh mengintip-intipi, biarkan
tanpa apa-apa saja dia berangkat dan tak ingin merepotkan siapa-siapa
jangan taburi bunga di pusara jangan beri tanda jangan pasangi nama
dia berkata dengan nada serius berapi-api seperti sedang berdeklamasi
mendiang puisi, seolah hendak mengatakan pada dirinya sendiri bahwa
sebelum kelahirannya, sejatinya dia pun sudah almarhum, tepatnya tlah
divonis almarhum menjalani status sebagai almarhum, almarhum puisi
(mendiang puisi, 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H