Bodi Menipu Wajah
Mata Menipu Lidah
entah dari mana ini judul asalnya
yang muncul ketika malam masih
tertempuh setengah perjalanan
di atas jalan layang yang
lampunya remang
sambil menikmati sejuknya malam
kuterima perbincangan dari mu
sehabis sekian lama saling diam
kamu mencoba membantu
mengusir rasa kantukku
memecahkan sunyi
dengan
bunyi judul ini
dan memang akhirnya
kita bersama menjadi
bisa tertawa
tanpa jeda geli
yang lama
tapi setelah sekian lama
kucermati lagi ternyata
maknanya melampui
dari sekadar canda
dan ini judul seolah tengah
mengingatkan kita tentang keteledoran
yang disampaikan oleh mata, akan lekas
merembet menularkan ketelodaran
yang serupa pada ucap lidah kita
(deviasi, 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H