Ini Bukan Puisi (1)
ketika lama tak bertemu sahabatku
dalam pembicaraan aku ungkapkan
rasa kangenku padanya
sembari berkata tentang
melintasnya bayangan
wajahnya
di hatiku
tanpa babibu langsung dia menegurku
agar aku segera mengosongkan isi hatiku:
dari wajahnya yang senantiasa melintas itu
bahkan tidak hanya itu, dia pun menambahkan
bahwa ruang hati kita harus kosong dari apapun juga
kecuali.....
setelah menyebutkan kata kecuali,
sahabatku diam lama sekali seperti sedang memutuskan
tentang perlu tidaknya sesuatu hal tertentu untuk disampaikan
dan akupun larut ke dalam benda-benda, bayangan-bayangan
wajah-wajah, hiruk pikuknya segala wujud rasa yang telah
memenuhi ruang hati yang hingga kini belum pernah
kuperinci berapa jumlah dan berapa lama
semuanya itu telah menempati
dan aku pun larut ke dalam kata kecuali......
(Isiup, 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H