Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan Puisi: Rencana Merinci YANG MENDIAMI. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

Monolog 18: Jiwa

Diperbarui: 10 Juni 2021   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Monolog 18: Jiwa

Anakku, Filasafia Marsya Ma'rifat, jika engkau ingin tahu apa itu jiwa dan mengapa engkau berjiwa ?. Jiwa itu adalah kuasa. Dan kuasa itu adalah segala yang menggerakkan. 

Kata menggerakkan di sini perlu engkau renungi tidak sebatas arti gerak dalam media ruang waktu, namun lebih dari itu, anakku. Sebagai misal menggerakkan imajinasimu, mimpi-mimpimu, dan menggerakkan kesunyianmu, serta perjumpaanmu. 

Tidak hanya menggerakkan benda-benda, kerdipan matamu, jantungmu, dan tarikan nafasmu, namun juga menggerakkan kerinduanmu sekaligus menyatukan kerinduan segala semesta, dan puncaknya menggerakkan kesaksian akan hakekat keberadaanmu, serta arah perbuatanmu. 

Dia adalah inti segala kenangan-kenanganmu baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dia adalah yang menghidupi suwung.

Jika selama ini kesadaranmu seolah-olah yang terasa sebagai jiwamu, itu karena engkau membatasinya dalam dimensi tubuhmu. Tubuhmu itu hakekatnya adalah ruang waktumu. Sedangkan jiwamu, anakku, adalah tanpa batas namun sekaligus sebagai titik, yakni titik dalam ruang ke-illahi-an.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline