Monolog 18: Jiwa
Anakku, Filasafia Marsya Ma'rifat, jika engkau ingin tahu apa itu jiwa dan mengapa engkau berjiwa ?. Jiwa itu adalah kuasa. Dan kuasa itu adalah segala yang menggerakkan.
Kata menggerakkan di sini perlu engkau renungi tidak sebatas arti gerak dalam media ruang waktu, namun lebih dari itu, anakku. Sebagai misal menggerakkan imajinasimu, mimpi-mimpimu, dan menggerakkan kesunyianmu, serta perjumpaanmu.
Tidak hanya menggerakkan benda-benda, kerdipan matamu, jantungmu, dan tarikan nafasmu, namun juga menggerakkan kerinduanmu sekaligus menyatukan kerinduan segala semesta, dan puncaknya menggerakkan kesaksian akan hakekat keberadaanmu, serta arah perbuatanmu.
Dia adalah inti segala kenangan-kenanganmu baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dia adalah yang menghidupi suwung.
Jika selama ini kesadaranmu seolah-olah yang terasa sebagai jiwamu, itu karena engkau membatasinya dalam dimensi tubuhmu. Tubuhmu itu hakekatnya adalah ruang waktumu. Sedangkan jiwamu, anakku, adalah tanpa batas namun sekaligus sebagai titik, yakni titik dalam ruang ke-illahi-an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H