(keriput raut wariskan ribut)
rasa takut yang sama itupun masih sering bertemu semu takut
semakin samai takut samai nyawa licin kulit belut selimut
rada takut-takut kutunggui lupamu menghapusi lukaku
meminumkan demam ke dalam mulut rembulan
menggarami luapan laut melebarkan ceruk hujan
menelankan lupa lusa agar lahir hari yang sama
agar kita bisa membuka-buka maha cintanya
persis seperti sekian tahun lalu
ketikaku melepasi lilitan tali
yang memerahkan
lingkar terindah
lehermu itu
engkau yang tak beribu tak berbapak
memolesi wajahmu tegak
selama sekian purnama telah mendongak
agar senyum sadismu nampak ramah cantik dan tak galak
sambil tangan kirimu terus memegangi deretan cermin
pecahkan kaca-kacanya
garisi keriput raut
goresi muka kalut
wariskan ribut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H