Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Monolog Rasa

Diperbarui: 16 Mei 2021   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

(monolog rasa)

siletmu di sudut tajuk
geliat melesat pergi
ingsunku belum mabuk
di atap ijuk
nantikan sejuk
pada panah katamu
kuterpuruk takluk

sepuluh panahmu
beruntun  melesat kemari
kembali
kepada pemegang busurnya
yang dahulu
pernah mematahkan besi
menyalakan api di ujung kilatnya
akhirnya
sepuluh rasa siletmu  terdesak  pergi

duapuluh siletmu
menebasi kili-kili
berdenting
gemerincing
serak menghentak
kadang pelan sekali
seolah berhenti  lalu
bergerak menghentak lagi
dan tiba-tiba semua sudah
tertidur nyenyak bersama sejarah

tujuh kali siletmu kelilingi
gubuk-gubuk napas pinggir kali
berminyak  sebanyak petromak
berisik cekikik sedahsat musik

semakin diusik
cinta  memekik
pijarkan pernak-pernik
janji klasik

sepuluh siletmu melesat kemari
mencari serpihan bayangmu
yang tlah berkarat di kabel-kabel lampu
tiga puluh satu siletmu melesat kemari
nusuki senyummu sebujur kaku
mentembaga
punggungmu
melobangi rindu
antara gardu
dan
kabel-kabel lampu
menjaga
menjalarnya karat
di dinding baja kita

katamu
semua tlah bertemu
meski tak mengaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline