(solilokui kembang api)
belum berlalu hari indah itu
hai kembang apiku
saat engkau membawaku
naik dan menuruni terjal batu
saat nyali kita
mulai saling menyala
menyilaukan kelamnya perdu
sungguh belum dan belum berlalu engkau
dari kejaran waktu
yang mendahului langkah kelana kita
yang menyalin semua perana kita
kala engkau menatap lautku
ombak dan badainya makin
menjelitakan wajah mu
lihatlah hai kembang apiku
pada angin kerontang yang datang
dari dusun dusun nun jauh menandu lengang
dia selalu bawakan tetabuhan kita
di sepanjang senyapnya kebisuan
lihatlah betapa semua
ingin jua memetikkan kita kata
yang bisa setia memercikkan rasa
lihatlah kembali
hai kembang apiku
pada semua hari terindah itu
yang kini berbalik menyapa kita
lengkap dengan tanggal keramaiannya
lengkap dengan unggun dan langitnya
yang sedang melarung keringat kemarau
yang sedang melabuh bersama engkau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H