(laut di atas langit)
diremang puisi alismu nampak membiru
tebal mengkaramkan dua puluh perahu
diremang puisi traffic light mati
cinta terjepit besi roda jeruji
meski kalap pun menerangi
diremang puisi kamu mencari gelapnya hari
yang selalu tak nyenyak menidurkan hati
yang senantiasa tak penuh mewadahi mimpi
dalam simpangsiur senyap yang belum sunyi
diremang puisi wajahmu datang sendiri
merimbunkan perdu ilalang menjulang tinggi
meski berabad rerindu tak pernah kau sirami
diremang puisi alismu nampak membiru
tebal mengkaramkan dua puluh perahu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H