Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang PENJARA. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

Seperti yang Sudah-sudah

Diperbarui: 15 April 2021   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)


(seperti yang sudah sudah)

kemana perginya
lorong panjang sejarah
yang meliuk dan menari
menanggalkan jingga hari

kisah kisah selalu diselipkan
ditenggelambenamkan
dibalik debu amarah

diseret ditarik seperti terompah
yang enggan mengintimi tanah
karena asik menggali
liangnya sendiri sambil bernyanyi
menimbun sedih dengan rintih

tapi rintih mu tak bakal lekas berhenti
sebelum terjual semua gemerlap sepi
oh, kemarikanlah
sobekan luka pada surat mu
yang belum sempat kautulisi
dengan alamat takdir perantau

seandainya kemarin temaram
maka matahari akan nyenyak
dalam kibasan rambut emas mu
yang telah terdulang di sela
sela semak batu

meski kau mengaduh
waktu rindu tak surut gemuruh
walau dihimpit gembira tubuh
pada mu sungguh ada pada mu
ceceran cerita cerita indah lalu
yang terus bertalutalu
terngiang tak lekas lalu

tapi seperti yang sudah sudah
angin datang tak membawa arah
senyum mu tertinggal sudah
di paling ujung lorong sejarah

di kalender yang kehilangan angka
tak pernah kautulisi penanda cinta

tapi seperti yang sudah sudah
aksara ditumpuk begitu saja
tak sempat kau eja
engkau selalu
terburuburu
mengabaikan
rindu

ketika semua belukar menjelma sepi
kau tidak mengajak ku bernyanyi
pun tak mengulangi mimpi

tapi seperti yang sudah sudah
kau hanya menari dan
memamerkan “pergi”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline