Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

(Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

Kota Bulan Punggung Laut

Diperbarui: 15 April 2021   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

di pinggiran lautmu aku mengemis

cintaku tergolek tepar dahaga lapar

memuai di atas bara kering panggangan ikan teri

yang duri durinya sudah engkau tancapkan perih

matahatiku menangisi sirnanya cahayamu

di dalam surah undanganmu

sudah  engkau cantumkan seruan

agarku tak banyak bicara

tak banyak bertanya

tapi

kumasih tak mau

kumasih merindu

kenapa

masihkau  jadikanku abu

memutih bersama buih

dan

kenapa

masihkau sembunyi

di sela sela  iga 

ikan teri mati 

tapi 

masihku  sunyi

tak mengerti siapa engkau ini

yang tlah hidupkan kembali lautan  mati

sambil menari nari di dalam biji kenari

wahai engkau yang menghuni di kota bulan

di dalam surah undanganmu

sudah engkau cantumkan

tentang

takdir sabarku yang tak sabar

menanti kesabaranmu

di pinggiran lautmu 

dari kejauhan kumelihatmu

tidur terlentang di atas batu

terkekeh kekeh bergurau bersama

pernak pernik kancing baju galaksi

sambil terlentang kakimu berjingrak riang

tangan kananmu menggambar pelangi

tangan kirimu memetik matahari 

kau putar ke kanan ke kiri

bagai memutar

jarum arloji

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline