Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Menyeberangi Jembatan Cinta

Diperbarui: 8 November 2022   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi karya  Rob Woodcox  -  Bersumber dari twitter Iconic

Menyelami pikiran, itu tak mudah dilakukan. Saat jiwa sedang goncang, pola pikir gampang hanyut karena kalut. Tadinya mudah sekali mengerti, tiba-tiba berubah menjadi benci. Setiap melangkah serba salah. Ujungnya memanen gelisah.

Kelihatannya tak peduli lagi, siapakah yang sedang dicintai. Dalam hubungan cinta kadang tak butuh transparansi. Jika ditutup-tutupi pun, lambat laun akan tercium. Barangkali aromanya sudah tidak harum.

Detak jantung jadi jawaban. Kita tak mungkin menyembunyikan. Jika ku bertanya, engkau telah menyiapkan seribu jawaban. Tanya jawab itu tidak nyambung lagi. Aku tanya kanan, jawabannya kiri. Paling setelah itu lebih banyak termenung lagi.

Siapaksh yang sedang menggantikanku ? Walau diam, ku tetap ingin tetap sadar dan waspada atas jawabanmu. Konon katanya, sabar dan syukur itu bisa jadi obat mujarab jika sedang sendu 

Cinta itu seperti batuk. Sangat mudah dirasakan dan gampang diketahui.oleh orang lain. "Katresnan iku lir watuk, angel didhelikake. Amor tussisque non elatur."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline