Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Haiku Burung Terbang dan Alam

Diperbarui: 7 Oktober 2022   03:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya Helen Ahpornsiri  -  Bersumber dari twitter Marysia

Nyiur kelapa, daun berayun-ayun, sering tertegun. Kenapa ombak, mengoyak air riak, tiada tenang. Punggung tubuhnya, menghitam kopi matang, gigih menantang. Terus menatap, kilau langit biru, sambil berharap.

Suatu saat, kedamaian datang, asal dijelang. Menatap santun, tanpa bergarang-garang, enggan menyerang.

Burung yang terbang, ternyata bukan podang, hinggap sebentar. Berwajah riang, ramah saat menyapa, menembus awan. Punggungnya hitam, bulu perutnya putih, terkesan tenang.

Ingin berdendang, haiku burung terbang, melayang-layang. Bertemu capung, dan juga kupu-kupu, lama tak jumpa. Mereka hilang, memburu rumah baru, hidupnya tenang.

Ditinggalkannya, pohon sedang meranggas, bertambah panas. Di alam sepi, tapi tak kesepian, cerah di hati.

Haiku ini, temani burung terbang, saat menghilang. Pandang optimis, pasti suatu saat, akan ketemu. Alam yang ramah, dan bertaburan hikmah, kaya khasanah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline