Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Obrolan di Atas Awan

Diperbarui: 26 September 2022   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"The Infinite Recognition" 1963 karya Rene Magritte  -  Bersumber dari twitter Rene Magritte

Obrolan di atas awan. Sekitar sumber rasa suka dan duka. Mereka mengupas kulitnya. Barangkali ketemu sumber permasalahannya. 

Awan bersaksi, sering dijadikan tempat buangan  emosi. Rasa negatif seperti sampah plastik. Sulit diolah oleh bumi. Suatu saat sulit bernapas, tersengal-sengal tak bisa lepas lagi.

Hanya indera yang mampu merasakannya. Lahir batin, mengenyahkan ingin. Bumi pun semakin renta. Menunggu hujan, alangkah lamanya.

Hujan itu tangis bumi. Mereka menelenggamkan emosi. Hasrat dan kehendak sulit bernapas. Terendam lumpur iri takabur. Tadinya bumi masih mampu melawan tanpa gentar. Lama-lama pasrah tercemar.

Obrolan di atas awan, mencari titik awal tertutupnya akal pikiran dan perasaan.  Dalam suka cita maupun duka, terasa penuh luka. Suksma terpanggang, sulit lagi kembali berdendang.

Dalam suasana melupakan suka cita,  bumi kehilangan bobot bermakna. "Uripa kang mentes, supaya bisa mentas. Longa est vita si plena est". 

Obrolan di atas awan pun terhenti, tak berkelanjutan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline