Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Sayap Kebenaran Sering Bersembunyi

Diperbarui: 8 Agustus 2022   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo karya Nina Papiorek  - Bersumber dari twitter Futura

Sayap kebenaran itu sering bersembunyi di ketiak sepi. Ingin menghilangkan jejak dengan membuat alibi. Tapi lupa, bahwa sedikit tanda yang terlupa dihapus, bisa jadi pintu masuk untuk diurus.

Puluhan lonceng lalu berbunyi. "Ada jejak di sini". Lingkaran sepi lalu menggeliat mencari, bersama angin yang mampu masuk ke rongga sekecil apa pun. Debar lalu berkobar, denyutnya hanyut bersama rasa was-was yang membuat badan semakin lemas.

Mungkin buah perbuatan telah matang. Disembunyikan, tapi aromanya terendus tembus. Ada angin, pasti ada pohonnya. Setiap kasus, pasti ada sebab musababnya.

Persoalan cinta, selalu dipagari oleh cindaku atau harimau jadi-jadian. Semua kasus, pastilah ada pembuka dan penutupnya. Lalu apa gunanya pepatah " tiba di dada dibusungkan, tiba di perut dikempiskan ? Pengadilan pun tak selalu berhasil memberikan keadilan.

Berbudi luhur itu milik semua profesi. Salah satu tandanya adalah tidak saling berbalas dendam. Tapi mungkinkah api dendam itu mudah diredam ? 

Saat sedang duduk sendiri, terlintas ungkapan bahwa kepala panas yang disertai hati dingin, tak kan mampu menyelesaikan masalah apa pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline