Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Takut Berlebihan

Diperbarui: 17 Juli 2022   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya Rene Magritte : "The Discovery of Fire" 1935  -  Bersumber dari twitter Rene Magritte

Ketakutan sering datang berlebihan. Apalagi jika dikhayalkan. Bisa jadi, setiap hari mencengkeram kehidupan.

Rasa benci bisa meninggi. Bersumber dari luar ke dalam, atau sebaliknya. Produknya antara lain ketakutan atau kebencian.

Saat berkawan atau jalan sendirian, cemas gelisah membuntutinya. Resah sekalu gelisah. Khawatir adalah menu tetap harian yang selalu dikunyah sepenuh perasaan. Selalu getir, karena khawatir.

Saat sepi angin, terbayangkan badai. Suara terompet pun dianggap membisingkan kuping. Hari-hari mencoba meredam kebakaran perasaan yang kian sering.

Bila sekujur tubuh emosi sedang begini, rasanya sudah seperti pohon kering yang terbaring mati.

Di kala raga jiwa mengering itulah, nyanyian metdu dikira auman buas bertaring. Mengejar ke mana pun pergi. Saat sedang ketakutan terhadap bunyi.

Andai segala berubah semakin sangar, hari dilalui dengan penuh debar. Lalu, ke manakah keselamatan dan ketenteraman ? Serasa kehilangan harap. Diri ini semakin gagap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline