Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Sepatu Tak Pernah Berkeluh Kesah

Diperbarui: 12 Juli 2022   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bersumber dari twitter Kimhana

Penyemir itu sedang merawat sepatu tua. Kulitnya telah tipis "klemir", tapi mampu menampung memori tentang pemakainya. Ia mengamati dengan hati-hati. Jika terlalu kasar, retak rambutnya akan semakin menganga.

Sepatu mampu menjaga diri. Ia tidak sembarang ngelantur membuka rahasia pribadi. Walau sebenarnya ia tahu kelakuan si pemilik kaki. Entah itu jahat atau baik hati.

Sepatu pun bisa ragu. Kota semakin tidak ramah terhadap pejalan kaki. Seperti burung yang diusir dari kerindangan pohon. Ada motif kejam, yang mulai digenggam.

Pepohonan itu sudah telanjur ditebang. Tak peduli ada peringatan Undang-undang. Mereka merasa sedang mengukir keindahan alam.

Lihatlah daun tua melayang kesepian. Mereka terbuang karena ditetapkan sebagai biang kekotoran.

Kota itu mesti bersih mengkilat. Sebersih sepatu tua, yang dirawat dengan penuh hormat. Tak ada sebutir debu pun yang diizinkan hinggap.

Sepatu tua itu telah berfungsi sebagai penolong. Oleh karenanya ia tidak silau lagi terhadap gebyar keduniawian. Dan akhirnya lebih mudah memahami apa itu hakikat kesukarelaan.

 "Non ignara mall miseris succurrere disco. Aku iki wis taneg sengsara. Merga kuwi, luwih seneng tetulung marang wong liya sing luwih susah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline