Misteri kesendirian itu tersembunyi. Seperti hubungan kita akhir-akhir ini. Mampu memulai dengan indah, tetapi berakhir gundah. Apakah ini awal dari suasana hati susah ?
Saat berpisah, air mata bergulir bercampur resah. Mungkin ini ujian, atau hanya mengikuti perasaan.
Dulu dua kepingan mampu menyatu. Saat ada tanda-tanda retak, masih ada peluang untuk diutuhkan. Tetapi keluluh-lantakan berangsur menganga. Hancur menjauh dari hakikat cinta.
Konon, cinta itu philia. Berbahan baku rasa persahabatan. Berdua menyatu, tak ingin menjadi aku. Tapi ternyata masih saja diikuti misteri. Perpisahan pun terjadi.
Kita dulu mampu menghayati hakikat cinta itu. Tiada jalan sulit. Tiada pula kamus sayap lelah, yang menjadi penyebab asa menyerah. Dalam rengkuhan cinta itu, ranting-ranting ikut bergetar, bermandikan sinar mentari sedari fajar.
Kini, sepi itu makin tidak bertepi. Apalagi di saat sedang sendiri. Cobalah sesekali kita bertukar rasa. Aku menjadi kamu, kamu menjadi aku. Barangkali kita dapat menyatu bersama rasa perih itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H