Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Biarkan Asa Membara

Diperbarui: 1 Juni 2022   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunungan Wayang  -  Dokpri besubroto

Kala gunung berapi membara, pasti didahului dengan tanda-tanda. Marabahaya itu tidak datang tiba-tiba. Isyarat dapat dibaca secara cermat. Namun tak banyak yang sempat.

Biasanya ada tanda " ontran-ontran". Gelembung isyarat membubung  samar, ringan menembus awan. Tanda kebakaran pun mulai terendus, bagi pengamat yang peka rasa.

Kala gunung mulai membara penghuninya mestinya bertambah waspada. Jika mencari selamat, tiada kata yang terlambat. Sering hilang terlumat bermandikan hujan lebat emosi yang terkesan nikmat.

Jika gunung emosi meletup-letup, itu  tanda darurat hidup. Biasanya bermandikan  gelap, letih, serta lelah. Muncullah kosa kata siksa,  saat masih hidup hingga tiada.

Membasuh suratan nasib, mesti mampu sedikit mengungkap tanda rahasia. Akan bertunas bibit kecintaan, yang mampu mewaspadai hasrat buta.

Asa itu bisa saja berdaya guna. Saat sedang dingin, atau membara. Tak seperti gunungan wayang, yang lebih bermakna sebagai lambang saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline