Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Puisi: Menyepi di Hulu Aliran Air

Diperbarui: 29 April 2022   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi sungai. (sumber: pixabay.com/rickksantos)

Di hamparan alam maha luas, terlihat kelopak bunga terapung di hulu sungai. Di kejauhan hiruk pikuk alam sekitar, saat dihempaskan pun, masih merasakan keindahan berayun. Riak-riak kecil ikut-ikutan bernyanyi.

Mereka tidak lupa tugas utama, yaitu menjamin kejernihan aliran air. Batu kali hitam putih, tidak terganggu oleh buih. Endapan lumpur menepi, sangatlah tahu diri.

Kelopak bunga yang hanyut di riak air terlihat segar tak layu. Alam sekitar memayunginya dari terik mentari. Denyut nadi di dada bunga berdegup, walau lirih terdengar.

Bunga, sungai, dan alam bekerja dalam diam. Hening, tidak meronta-ronta. Tiada kesan bahwa prosesnya dipaksa.

Jika suasana sekitar sudah keterlaluan, menepilah sebentar. Bunga yang hanyut itu pasrah, tidak mementingkan diri sendiri.

Mereka ingin segera sampai ke hilir, pasrah tidak terlalu banyak yang dipikir. Jika tetap terjadi banjir, maka itu salah satu bukti bahwa hidup sudah tidak serasi lagi .

Photo karya Rene Burri berjudul "Rio de Janeiro"  -  Bersumber dari twitter Anne Mortier

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline