Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Tak Tahan Saksikan Luka

Diperbarui: 23 April 2022   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo berjudul " No more pain" karya Pierre Botte  -  Bersumber dari twitter Pierre Botte

Jalan pun merekah. Membuat jarak yang renggang. Seberang dengan seberang tak saling menenggang. 

Jika itu luka hati, pasti terasa pedih sekali. Lalu muncullah nasihat untuk bersabar "drana". Sejenis perilaku super sabar, yang rela meluangkan waktu, pikiran, dan perasaan demi kebaikan pihak lain.

Sabar dipercaya merekatkan kembali luka menganga. Luka dalam atau luka luar, sama-sama melibatkan kepedihan rasa.

Perikemanusian wajib adil dan beradab. Terlatih karena kebiasaan, terdorong mengasah kepekaan. Kanak-kanak mampu melakukan itu. Tak tega terhadap ketidaksempurnaan, lalu berbuat kebaikan.

Walau belum begitu paham, mereka menjadi saksi perilaku sehari-hari. Kesabaran masih sering dinistakan. "Sabar kang dianggep asor, bisa dadi sumbering kanepson". Kesabaran yang dinistakan, bisa jadi penyebab kemarahan.

Kanak-kanak tak paham inu, tetapi justru mempraktikkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline