Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Sombong di Ketinggian Benci

Diperbarui: 15 April 2022   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ketinggian benci, paling nikmat beradu sombong. Di antara kita, siapakah yang paling bergengsi ? 

Di atas langit, konon masih ada lapisan langit. Jika niatnya hanya beradu gengsi, pasti tidak akan ada tamatnya. Bersambung, seperti cerita silat yang berjilid-jilid.

Padahal, kehormatan itu hanya layak dianugerahkan kepada mereka yang sudah mampu menghormati sesama.

"Kaurmatan iku mung patut kanggo sapa wae kang bisa ngurmati sapadha-padha. Honor est in honorante".

Di kehidupan sehari-hari saat ini, seakan tak pernah lowong perilaku membully. Berlangsung di kehidupan artis, politikus,orang kaya baru, yang tak pernah sepi mengolah ujaran benci. Mereka yang tidak memiliki kompetensi, ikut-ikutan nimbrung bernyanyi.

Jika masih awam, mestinya lebih banyak belajar diam. Tapi buih itu tak sudi menderita, sekaligus lupa bagaimana caranya untuk bersuka ria.

Sombong di ketinggian benci memang mengasyikkan sekali. Berkat nyanyian mereka, dunia pun berdenyut tak mau berhenti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline