Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Kembang Bebas Merona

Diperbarui: 30 Maret 2022   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Besubroto

Dalam siklus warna, merah datang pada waktunya. Terlahir di kehijauan, menyala, redup menguning, menyongsong tiada.

Ketika muda, merah paling bahagia dipeluk bumi. Pipi ranumnya, sangat mudah dikenali. Sering dikira sedang suka di hati, tapi yang tersembunyi adalah sisa pilu yang tersesat di padang kebingungan.

Walau terpencil, merah mudah dikenali. Ia paham pergerakan angin. Sebentar mendekat lalu menjauh dari awan. Jika hama datang, tentu dimaklumi, mereka sedang kelaparan.

Bunga warna merah, bukan penjamin aroma lebih wangi. Ia hanyalah penanda, menguatkan nuansa rasa. Merah itu selalu ada.

Jika ingin rasa bebas, mereka mencari celah. "Seneng uga menawa kalamangsa diumbar". Terbebas lepas sementara saja. "Dulce est desipere in loco".

Kembang bebas merona. Terbalut indah dengan lapisan cahaya. Mampu bergerak dalam posisi yang pas, mengenal bentuk, serta paham potensi.  Angannya tidak pernah tinggal diam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline