Mau ke mana hujan, sore begini, kok keluyuran ? Tak bisa ke halaman, rindu tercecer, disapu sayang. Hanya termangu, persis di depan pintu, menatap ragu.
Mau ke mana hujan, sore begini, kok keluyuran ? Seperti cinta, suka berganti musim, ubah cuaca. Tadinya suka, berubah jadi benci, terus merindu. Matamu mata langit, panas dan hujan, kau mainkan. Semakin angkuh, orang lain mengaduh, hubungan keruh.
Mau ke mana hujan, sore begini, kok keluyuran ? Kau kirimkan angin, porak poranda, tidak tersisa. Sepi menyerang, sulit diusir mundur, rintik ngelantur. Hujan sangatlah sombong, menolak terus, diajak ngopi. Istirahatlah, biar tak makin lelah, menghujaniku.
Hujan yang lapar, melahap air mata, sangat dahaga. Pabila reda, aku berjanji, untuk ngobrol denganmu. Senja tersenyum lagi, seperti dulu, menunggu rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H