Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Hidup untuk Makan atau Makan untuk Hidup

Diperbarui: 25 Februari 2022   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan Paul Gauguin 1891 berjudul "The Meal"  -  Bersumber dari twitter Paul Gauguin

Kita suka berpesta, makan bersama, mahal harganya. Cium aroma, rempah segala arah, bangkit selera. Hidup adalah makan, yang memanjakan, melintas zaman.

Berobjek makan, tersaji bergantian, rangsang selera. Sepiring menu, berubah jadi penting, dan terus mau.

Kesan berkekuatan, mampu menyihir, rasa dan pikir. 

Hidup adalah makan, yang memanjakan, melintas zaman. Saat emotif, kita pasti berburu, ke mana itu.

 Indera pun menangkap, makan dikecap, kangen menancap. Hanyalah makan, dan makan lagi, entah sampai kapan.

Malam ini kroncongan, lapar sekali, cari angkringan. Lama di situ, sambil mengenang cinta, yang sudah bau.

Makan terlalu lahap, duka pun tetap, meratap-ratap. Menguntit terus, di dalam kelezatan, yang memabukkan.

"Hiduplah untuk makan", hanyalah slogan, menjerumuskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline