Hanoman itu lambang, di kehidupan, tidaklah lekang. Hanyalah tokoh wayang, yang diciptakan, melintas zaman.
Cinta tulus abadi, mampu mengungkap , rahasia terdalam. Bukan pesona wajah, yang dikinclongkan, padahal payah.
Mulia jiwa, di pemahaman cinta, dirawat lama. Sosok Hanoman, tetaplah kera, tak tampang ksatria.
Mulia itu, terpuji bermartabat, dan adiluhung. Kharisma agung, bertabur kesyahduan, para pelaku. Pamor mulia, kan membinarkan cinta, apa adanya. Tabiat baik, jika tumbuh bersemi, akan abadi.
Cinta Rama dan Sinta, banyak kendala, ulah Rahwana. Cinta membaja, dibakar bara api, makin bersemi.
Pengabdian Hanoman, tetap dikenang, sepanjang masa.
Bandul pendulum, ke arah benar salah, slalu digoyang. Baik terbukti baik, lulus diuji, kesetiaan.
Siapa ikhlas, jadi kera Hanoman, supaya pantas. Tidak tebar pesona, memoles citra, palsu semata.
Karakter itu, jika direkayasa, semirip kera. Kera betulan, hidup di hutan, liar tak beraturan.