Sedari siang, hujan tak terang, lampu mati giliran. Hujan tak henti, berhari-hari, seperti kota mati. Nuansa gelap, tersamarlah suara, sunyi dan senyap.
Menjelang malam, kembali terang, lampu menyala riang.
Akibat hujan, listrik pun diamankan, dari gangguan.
Malam pun datang, kembali berpendaran, berlomba terang. Ingin jadi juara, tak terkalahkan, lampu andalan.
Terkadang dibutuhkan, kesunyian emas, diam yang terang. Kebisingan yang sangat, berkoar-koar, panas menyengat. Jadi panutan, wajib beri teladan, dalam ucapan.
Berkata sopan, itu ukuran, beri keteladanan. Jika tak bisa, janganlah berbicara, mengatas nama. Awam kan menilai, integritasnya, penuh kotoran.
Beruntung saja, lampu tak berwacana, dalam hidupnya. Dalam diamnya, mereka menerangi, tak sebar benci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H