Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Maukah Kita Mendengarkan dengan Lidah?

Diperbarui: 6 Oktober 2021   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telinga dan lidah bertukar peran. Bebicaralah dengan telinga. Dan dengarkanlah dengan lidah.

Kegalauan terjadi, manakala semakin tipis keikhlasan untuk mendengarkan. Semua panca indera berebut panggung. Jika telinga diberi kesempatan lebih banyak, waktu tak akan habis untuk bergosip tentang segala yang pernah didengarkannya.

Tetapi masih muncul pula keinginan-keinginan, sehingga  yang terang menjadi gelap. Yang gelap pun menjadi lebih gelap.

Di pergantian musim ini, burung-burung mengganti sarangnya. Ia berburu rumput kering. Dengan paruhnya, ia anyam helai demi helai, daun rerumputan kering. Di sela tunas yang nanti pasti merimbun.

Aku pun bermaksud meniru. Resolusi pergantian musim perlu diikrarkan. Bukannya menampik hidup yang sukar, tetapi berguru pada semak belukar.

Pembiaran terhadap berbagai masalah sekali-kali perlu dibelukarkan. Siapa tahu itu menjadi sarang baru dari pikiran negatif yang tidak akan kunjung hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline