Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Sandaran dan Harapan

Diperbarui: 14 Juli 2021   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Orang melupa antara lain karena terlalu lama tak berperhatian. Alam terkembang sejatinya masih menjadi guru terbaik.

Berguru kepada tanaman hias misalnya, kita punya kesempatan ngobrol leluasa sepuasnya. Rajin menyiangi, menyiram, dan memupuk membuat tanah gembur, tanaman subur. Jika dirawat dengan penuh perhatian, niscaya bisa menjadi tambahan sandaran berkegiatan. Harapannya agar mereka  bisa dijadikan sahabat dalam keseharian.

Sandaran sangat mirip dengan tempat bertumpu. Memercayai bahwa hidup itu sangat mungkin dibuat lebih hidup. Dengan demikian akan melapangkan jalan agar tujuan mudah mencapai harapan.

Kadangkala hubungan antara tujuan dengan harapan itu kabur. Contoh, dalam rangka membina kehidupan berumah tangga,  kita berpengharapan bahagia dunia akhirat. Tetapi dalam praktik, motif tujuan menikah ternyata beraneka ragam. Begitu tujuan dan harapan tidak sejalan lagi, badai telah menanti.

Dalam praktik menyelaraskan tujuan dengan harapan, sulitnya bukan main. 

"Tujuan berbisnis bukanlah mencari uang sebanyak-banyaknya. Kalau hanya itu, kepercayaan akan akan tergerus pelan-pelan. Sekali saja pelanggan merasa diciderai, dengan cepat mereka tidak akan percaya lagi".

Sandaran dengan harapan itu menyatu. Tidak mungkin dipisah, apalagi kalau dilakukan tanpa arah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline