Mencari cucur di saat lebaran kemarin lebih sulit tinimbang nastar. Sampai hari ini kiriman bingkisan lebaran itu tidak habis-habis. Trendnya kemarin berubah. Satu atau dua macam saja, tidak komplit kranjangan seperti dulu lagi.
Nastar berbahan tepung terigu. Di tengahnya, parutan buah nanas. Kue dari terigu berjenis-jenis. Namun nastar tetap mendominasi di rumah saya saat lebaran tahun ini.
Saya heran, lebaran tahun ini saya malah lebih kangen makanan klangenan silam. Konskwensi pasti ada. Tidak ada satu pun yang berlebaran dengan cucur.
Saya menghargai kreatifitas pendahulu, yang mengedepankan bahan lokal, yaitu tepung beras. Ditambah dengan gula merah dan air, lalu diaduk sekitar sepuluh menit. Ketika sesendok bahan di atas meluncur ke belanga yang berisi sedikit minyak kelapa panas, akan mekar dengan sederhana. Melepuh, membulat, tepiannya mengering seperti renda.
Dahulu kala, saya hampir selalu berlebaran dengan apem dan cucur. Sebelumnya membuat tepung beras sendiri dengan lumpang dan alu. Karenanya, kesan berlebaran lebih menancap di hati saat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H