Di negara penghasil padi, silang sengkarut tentang persediaan beras sering terjadi. Petani punya momentum, tengkulak tidak rela dirugikan oleh siapa pun. Polemik pro dan kontra tentang impor beras, menunjukkan gejala itu. Waktunya pasti pas panen raya.
Agar petani tidak selalu bernasib seperti itu, Dewi Sri telah berjuang dengan tulus, hingga dikenang sebagai Dewi Kesuburan.
Pengorbanannya tidak sia-sia. Tangis siang malamnya tumpah menjadi sungai yang menyuburkan. Ia tetap bertahan tidak menikah, walau Bethara Guru ingin sekali mempersuntingnya. Ia bersumpah akan menjaga kemakmuran petani sampai kapan pun juga.
Tetapi hingga kini, hasil pertanian selalu dipermainkan sebagai barang dagangan. "Karena kekejaman itulah, ibu bumi menangis siang dan malam", kata Rigoberta Minchu peraih nobel dari Guatemala.
Sebenarnya kalau kita konsisten sebagai pejuang alam tentulah tidak akan sia-sia :"Natura nil agit frustra".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H