Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Ingatan Ndara Kakung

Diperbarui: 26 Maret 2021   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak semua orang berkemampuan bohong. Namun hingga saat ini perilaku itu merasuk ke mana-mana. Dari kehidupan rumah tangga, hingga dunia kerja. Apa motifnya ? Salah satu di antaranya ingin tetap menjadi tangan kanan Pak Boss. "To make the boss looks good". Namanya saja Ndara Tuan. Wajib diperhatikan agar hubungan kerja tetap aman dan nyaman.

Kemungkinan itu masih terkait dengan perilaku feodal, tinggalan budaya meneer, berabad-abad silam. Kalau pangkat dan jabatan, hingga kini masih menggiurkan. Hal-hal yang berhubungan dengan masalah mobilitas vertikal, menarik untuk diperjuangkan. Pangkat naik, jabatan pun naik.

Persyaratan kompetensi sebenarnya masih diutamakan. Tetapi kalau nuansa kerjasama terganggu, tentu ada pilihan serta pemolesan. 

Dalam khasanah budaya Jawa, laku atau uji kompentensi agar bisa naik jabatan menjadi "Ndara Tuan" perlu modal, berupa : "Guna, kaya, lan purun".

Guna, adalah cerminan intelektualitas yang selalu dimutakhirkan. Kaya, bagian dari kebutuhan dasar yang telah tercukupi. Sedangkan purun, motivasi pribadi yang terjaga tetap tinggi, dalam berbagai situasi. Bersikap profesional, tidak emosional.

Di luar itu, "Ndara Tuan" juga mesti nyawiji antaraning lathi lan pakerti, satunya kata dengan perbuatan. Saat ini lebih populer dengan berintegritas. Integritas merupakan kumpulan tabiat yang berfokus pada : kejujuran, ketulusan, akhlak, moralitas, dan tabiat. Itu "das sollen"nya. Kenyataannya atau "das sein"nya belum tentu klop.

Fakta menunjukkan, bahwa kebohongan pribadi maupun kebohongan publik, masih menjadi penghias dan kiat untuk naik ke jenjang lebih tinggi. 

Tetapi terdapat prasyarat, yaitu para praktisi kebohongan itu harus kuat memori ingatannya. Jika lemot, maka akan dijadikan bulan-bulanan. Berbohong pun perlu konsistensi. "Mendacem memorem esse oportere", prasyarat menjadi pembohong adalah harus kuat di ingatan. Bila tidak, ia tidak akan dipercaya lagi sebagai insan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline