Lihat ke Halaman Asli

Bambang Irwanto Soeripto

Penulis cerita anak, blogger, suka jalan-jalan, suka wisata kuliner, berbagi cerita dan ceria

Saya dan Mas Penjual Ayam... End

Diperbarui: 3 Agustus 2024   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto : RRI

Di depan sekolah krucil saya, ada penjual ayam dan ikan. Bila sedang ingin memasak ayam goreng, sambal goreng ati ampela, atau ikan layang balado, saya selalu membeli di sana. Bisa sekalian mengantar anak sekolah. penjualnya anak muda, dan ramah. Tapi itu dulu...

Pagi itu, saya kebetulan saya ingin membelikan bubur untuk ibu saya. Kebetulan penjual buburnya mangkal di depan sekolah juga. Waktu memang baru menunjukkan pukul 6 pagi. Setelah membeli bubur, saya melihat rolling door penjual ayam sudha terbuka. Maka mampirlah saya. kebetulan juga ada seorang ibu yang sedang menunggu.

"Pagi benar sih, Pak, datangnya?" sambut Mas penjual ayam.

Saya tersenyum, lalu menjawab, "sekalian beli bubur."

"Lho, bukannya bagus sudah ada pembeli pagi-pagi?" si ibu ikut berkata.

"Saya mengangguk. "Iya, rezeki pagi datang menyapa," tambah saya.

"Tapi belum siap!" jawab si Mas penjual ayam dengan nada malas.

Dengan ogah-ogahan, si Mas Penjual ayam melayani saya dan ibu tadi. Serasa kami ini dua orang yang akan berutang pagi-pagi hahaha. Padahal kami justru yang memberi rezeki.

Dan sebenarnya, kejadian seperti ini sudah saya alami sebelum. Waktu itu pas anak sekolah sedang libur. Rasanya tidak enak benar, dapat perlakuan seperti itu pagi-pagi. Apalagi saya belum sarapan nasi uduk hahaha.

Penjual Jangan Mengatur Pembeli

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline