Lihat ke Halaman Asli

Bambang PakDe

Seorang Bapak dari 2 Anak

Bahan Pangan Termahal ini Layak Dikembangkan di Indonesia

Diperbarui: 10 Agustus 2018   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

visitheppatron.com

Banyak orang mati matian mengejar kemanjaan rasa. Rela menguras dompet demi memuaskan sepotong daging yang bernama Lidah.
Padahal paklik, teman, kerabat dan boss saya adalah deretan korban kuliner lezat yang belum tentu sehat, namun tetap saja kuliner diburu sebagai komoditas kenikmatan nomor satu tanpa tanding.

Jadilah wisata kuliner mencuat sebagai sebagai trend life style terpanas abad ini yang bukan hanya mewakili info pemuas lidah saja tapi sekaligus sebagai ajang eksistensi gaul modern. Pangan yang di jaman Jurassic dulu berperan sebagai Pencegah Kematian telah bergeser peran menjadi Pencegah Mati Gaya.

Kopi di warung pak Kasman sebetulnya beda tipis dengan Starbuck, yang bikin nggak tipis adalah prestigenya.
Gak mungkin dong ngopi di warung pak Kasman bias menghasilkan deal dengan partner bisnis senilai puluhan juta, paling mentoknya deal bisnis koran bekas.

Dominasi kuliner yang makin meraja lela ini membuat para tukang masak naik derajad. Tukang masak naik kelas menjadi Koki, lanjut Koki menjelma menjadi Chef. Dengan berbagai macam perangkat canggih  memasak terkini dan fashion style yang menawan, Para Chef ganteng cantik berhasil menyihir pemirsa TV dengan formula masak terbaiknya. 

Alhasil kehebohan dapurpun terjadi di mana mana, para pembantu rumah tangga menuntut perlengkapan masak yang lebih modern dan bisa menampung aspirasi intelektual mereka yang dipelajari dari TV. Padahal yang dimasak sehari hari cuma sayur asem, ikan asin dan tempe bacem. What everlah... salut buat kemauan belajar para pembantu, mereka juga punya hak dan kebutuhan aktualisasi diri kan ?.

Masakan dengan balutan high prestige ini berhasil mendongkrak value bahan pangan itu sendiri. Lihat saja Sushi vs Nasi+ikan mentah, Salad Peanut Dressing vs Pecel, Ginger Tea vs Wedang Jahe.
Bahannya sih sami mawon alias sama plek, tapi cover tampilannya dan sedikit modifikasi rasa menjadikan nilai tambah yang bukan sekedar nambah thok, tapi menjadikan valuenya naik berlipat kali. Alhamdulillah kangkung, bayam, jahe dll yang semula dianggap kasta rendahan akhirnya menjadi makanan berkelas.  
Saya sendiri sempat berpikir untuk membungkus diri dengan high prestige, sayang modal saya nggak cukup kuat, lagian saya sadar, saya bukanlah kangkung atau bayam.

Disampng itu,  ada juga bahan pangan yang memang berkwalitas dan berprestige tinggi sejak kelahirannya. harga mahal, manfaat besar dan soal rasa, ....... jangan tanya lagi deh !! (karena saya juga belum pernah nyoba).
Yang membanggakan adalah bahwa beberapa bahan pangan yang telah mendunia itu ternyata asli Indonesia.
Para pakar bisnis mengatakan bahwa bisnis yang kuat adalah bisnis yang berasal dari potensi lokal. Iklim, budaya, kebutuhan dasar, pasar dan segala sumber daya Insya Allah jelas sudah mendukung, tinggal bagaimana kita injak gas untuk memaksimalkan potensi lokal anugerah Allah tersebut menjadi bisnis yang mendunia.

Beberapa bahan pangan mahal kelas dunia tersebut antara lain :

  • Sarang Burung Walet
    sarang burung walet kaya akan protein, antioksidan, kalsium dan kolagen.
    Dipercaya mampu meremajakan sel tubuh, membuat aweit muda, menjaga stamina tubuh dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.
    Sarang terbentuk dari air liur burung wallet yang memadat secara alami.
    Burung ngeces saja harganya mahal ya, mungkin manusia banyak gibah, gosip dll makanya ngecesnya gak ada harganya.
    Biasanya diolah dalam bentuk sup.
    Harga sarang burung kering berkwalitas nomor satu berkisar antara Rp 25 -- Rp 30 juta perkilo.

    walet-5b679c24677ffb11f1350c12.jpg

  • Ayam Cemani
    Bukan hanya penampakannya saja yang hitam legam, bagian yang tidak nampak seperti daging, tulang, otot bahkan matanyapun tidak menyisakan bagian putih, nggak usah nanya bagaimana dia bisa ngelihat, saya juga bingung.
    Makin hitam, ayam ini akan makin berharga.... Alhamdulillah akhirnya saya merasa diri saya makin berharga.
    Ayam lokal asli Indonesia ini dipercaya punya daya majis yang kuat, entah apa maksudnya. Apakah ayam ini berkawan dengan golongan jin, gendruwo dan makhluk halus lainnya... entahlah. Yang jelas, konon ayam ini banyak dipakai sebagai tumbal sesajen alam gaib.
    Ayam ini berharga kisaran Rp 40 -- Rp 60 juta perekornya.
    Mahal hargamu, malang nasibmu.

  • Kopi Luwak
    Swiss boleh bangga punya Nescafe, Amerika punya Starbuck, keduanya mengaku memiliki deretan ahli kopi terbaik dunia, bahkan konon di sana ada fakultas yang belajar khusus perkopian. Tanpa perlu kuliah, luwak atau musang Indonesia mampu menghasilkan kopi terbaik dunia!!... ini diakui oleh ahli kopi manapun. Sungguh berkah yang istimewa.
    Diluar negeri kopi ini dikenal dengan nama Civet Coffee. Kopi ini sebenarnya adalah biji kopi yang tidak hancur setelah dimakan luwak atyau tepatnya adalah (maaf) kotoran luwak.
    Di dalam perut sang luwak inilah proses fermentasi untuk menghasilkan biji kopi lezat ini terjadi. Kopi luwak murni dibanderol dengan kisaran harga Rp $1200 atau Rp 15 juta perkilo.

    images-5b679c606ddcae0591743962.jpg

Nah... bagaimana kawan?... Selamat berbisnis, semoga sukses

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline