Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Merdeka yang Sepi

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini bendera itu tidak berkibar
Umbul-umbul yang biasa ada tiap hari merdekapun tiada
Rumah-rumah serasa senyap dan sunyi
Tiada hingar bingar penuh canda tawa
Yang ada hanyalah sibuk dengan dunia masing-masing

Hari ini bendera itu tidak berkibar
Pekik merdeka hanya sayup-sayup terbawa angin
Maaf lupa, maaf tidak ada himbauan
Lagi sibuk cari makan untuk hidup
Ungkapan itu yang terlontar dengan sepinya merdeka

Merdeka yang sepi
Meski Ramadan bukan alasan utama
Merdeka hanya slogan iklan yang didengungkan
Bagai parfum Paris kelas satu diimpor dari Prancis
Memabukkan namun menjerumuskan

Merdeka yang sepi
Sepi dari panjat pinang, makan kerupuk, balap karung
Lomba-lomba yang teramat dirindukan
Hanya segelintir yang masih melaksanakannya
Kendati makna merdeka masih kabur

Merdeka yang sepi
Sepi bagai tanah kosong
Merdeka yang bermakna hampa
Sehampa tatapan pesimis anak bangsa
Yang terbelenggu oleh bangsanya sendiri..

Merdeka.....hanya bagi yang berkuasa
Yang atas saja enggan merayakan
Bagaimana dengan lapis bawah
Ah! merdeka dan merdeka
Yang tak terhayati oleh orang-orang 'lupa'

Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
dan sekali lagi merdeka!
Pekikkan meski dengan nafas hampir terputus

Bambang Priantono
18 Agustus/Ramadan/Pasa 2011/1432/1944
Indraprasta, Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline