Sebagian temannya, mengklaim Satriya sebagai LDKC. Akronim dari lelaki dengan keterlambatan cinta. Pasalnya, ia baru menggapai cinta asmaranya di usia yang sudah berkepala tiga. Sementara temannya yang lain, menggelarinya dengan LDKC juga, tetapi dalam arti yang lain. Yaitu lelaki dengan keberuntungan cinta.
Menurut mereka, Satriya memang seorang lelaki yang dinaungi oleh "dewi fortuna cinta". Dianggap beruntung, karena ia berhasil memperistri seorang wanita cantik. Bukan sekadar cantik, tapi juga seorang wanita yang mapan finansial. Dialah pemilik tiga toko batik yang cukup terkenal di kota ini. Punya usaha katering juga yang sedang berkembang.
"Kenapa Ratri kok sampai mau jadi istrinya Satriya? Padahal dia itu kan levelnya kayak kita-kita saja? Wajahnya pun ndesani. Dia memang selalu tampil rapi, tapi lugu dan wagu. Daya tariknya dia itu apa, sih?" tanya Agus pada teman-temannya, saat mereka ngopi bareng di warung langganan mereka.
"Satriya dan Ratri memang misterius. Perkawinannya pun penuh misteri. Bahkan mungkin yang paling sensasional di abad ini!" kelakar Moko.
"Kira-kira, karena pinternya si Satriya, atau saking goblok-nya si Bos Batik itu?"
"Dia pake guna-guna 'kali......?" celetuk Mihing.
"Akh ya enggaklah! Dia itu orang Kristen yang loyal dan fanatik. Gak mungkinlah, kalau Satriya sampe maen dukun atau guna-guna." Sanggah Anton.
"Kalau dugaan gua, Ratri itu sudah kepepet waktu. Ratri kan sudah estewe?"
"Estewe itu apa?"
"Estewe itu setengah tua! Umurnya kan sudah 40 tahun? Ketimbang ora payu-payu rabi, gak ada rotan akar pun jadi deh!" jelas Dede setengah meledek.
"Hei, jangan salah! Ratri itu bukan kagak laku kawin. Sejak dulu, banyak cowok dan duda mapan yang naksir dia. Dianya saja yang gak mau..."