Lihat ke Halaman Asli

Bambang Suwarno

Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Paskah yang Megah

Diperbarui: 22 April 2019   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bumi gelap, menggempa gemetar

Tabir Bait Allah terbelah, kubur-kubur pun ternganga

Arwah orang-orang kudus bangkit ziarah. Bukit-bukit batu terpecah

Penjahat kakap bertobat dan Firdaus melambainya

Selepas sembahkan nyawa demi puaskan keadilan Bapa   demi pikul dosa-dosa dunia, demi garansi kemerdekaan insani,                      
Penebusku tergolek di gua cadas rapat tergembok

Lihatlah, para imam pongah melonjak, para pakar Taurat sengak berjingkrak, dan khalayak banyak latah sontak bersorak.                                         Kejemawaan semesta berpagutan dengan kuasa hitam, semburkan racun tuba dusta, melenggak liuk rayakan klaim kemenangan imitasi.

Mereka berorasi kangkangi etika. Seolah takhta nirwana sudah tergenggam. Sampai tawanya membahana cemari angkasa logika.                             Lawakan itu wujud kebusuk-rakusan jiwa-jiwa kerdil yang kalap. Yang menegasi keluhuran kasih paling tulus.

Tapi itu hanya beberapa kejap, hanya tiga kerdipan fajar. Ya, hanya tiga kerdipan fajar saja

Karena Sang Juruselamat telah bangkit

Dia injak-injak sengat maut yang memagut

Kristus peragakan perkasa-Nya remukkan kuasa dosa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline