Lihat ke Halaman Asli

Bambang Suwarno

Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Jokowi dan Prabowo, Mengulang Kemenangan?

Diperbarui: 4 April 2019   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mengulang kemenangan? Benar! Jokowi bukan hanya ingin menang dalam kontestasi Pemilihan Presiden Pemilu 2019. Tapi ingin mengulang kemenangan yang pernah  diraihnya pada kontes serupa di 2014 lalu. Prabowo pun ingin mengulang kemenangan juga.

Bedanya, Jokowi ingin mengulangi kemenangannya sendiri. Sedangkan mantan Danjen Kopasus itu, ingin mengulang kemenangan  Anis -- Sandi yang diusung oleh partainya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tetapi sekarang ini, kemenangan itu diharapkan terjadi bagi dirinya sendiri.

Bedanya lagi, calon presiden petahana itu sudah sangat berpengalaman menang. Di Solo, dia sudah dua kali menang sebagai Walikota. Di DKI Jakarta, dia sudah memenangi Pilkada Gubernur 2012-2017. Dan di tahun 2014, pengusaha mebel itu juga memenangkan Pemilihan Presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla.

Sementara Prabowo justru berpengalaman gagal. Ketika berduet dengan Megawati sebagai Calon Wapresnya di tahun 2009, mereka kalah bersaing Susilo Bambang Yudoyono. Lalu, pada tahun 2014 juga dikalahkan oleh Jokowi. Sehingga impiannya untuk memimpin bangsa ini belum kesampaian juga.

Berdasarkan statistik karir politik seperti itu, seberapa besarkah peluang kedua putra terbaik bangsa itu mengulang kemenangannya?

Mudah menafsirkan bahwa peluang Joko Widodo lebih besar ketimbang Prabowo Subianto. Berpengalaman menang dalam berbagai tingkatan kontestasi politik, secara psikologis membuatnya lebih percaya diri.

Lebih-lebih sekarang ini, posisinya adalah calon incumbent. Pasti memiliki banyak keuntungan politis. Yang sejak tahun pertama pemerintahannya, sudah bisa mulai "berkampanye" demi periode keduanya.

Ditambah lagi dengan hasil semua lembaga survey nasional. Yang menyebut elektabilitasnya masih di atas pesaingnya. Dan dalam waktu yang hanya tersisa tinggal tiga belas hari lagi, rasanya akan sangat sulit terkejar oleh pasangan calon 02. Hanya hal yang luar biasa sajalah yang bisa membalikkan keadaan.

Sebaliknya, Prabowo sekarang ini berada pada posisi psikologis yang tidak nyaman. Pengalaman gagal dua kali, mau tak mau cukup menghantuinya. Yang membuatnya kelihatan tetap tegar adalah adanya dukungan dari kelompok yang berseberangan dengan Jokowi. Serta ribuan anggota ormas keagamaan yang baru saja dibubarkan oleh rezim sekarang ini.

Karena  hanya ada dua pasangan calon saja, maka pihak-pihak yang pernah bermasalah dengan Jokowi, bisa dipastikan akan mendukung Prabowo. Kecuali yang ingin golput. Pertanyaannya, seberapa besarkah suara mereka? Mampukah mereka mengerek elektabilitas mantan menantunya Pak Harto itu? Mampukah juga, kubu Prabowo menarik seluruh suara dari para undecided voters untuk mencoblosnya? Yang terakhir ini, tampaknya sangat sulit terjadi.

Jadi satu-satunya harapan dari kubu pasangan capres nomor 02 itu, -- semoga terjadi hal yang luar biasa -- yang bisa sangat menguntungkan pihaknya sendiri. Seperti yang pernah terjadi pada Pemilihan Gubernur DKI tahun 2017 yang lalu. Di mana pasangan Anies Baswedan -- Sandiaga Uno yang tadinya hanya urutan kedua di putaran pertama, menjadi pemenang di putaran kedua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline