Lihat ke Halaman Asli

HPI, Rakernas Bandung, dan Bandros

Diperbarui: 30 Juni 2016   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembukaan Rakernas.....pukul kentongan Ketum HPI, Ketua HPI Jabar dan Dinas terkait.

Tanggal 4 hingga 6 Oktober 2015 merupakan hari berbahagia bagi segenap tour guide yang terhimpun dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Apa pasal? Dengan segala kekurangan dan kelebihan , Rakernas HPI 2015 telah terselenggara dengan sukses di kota kembang Bandung dan sekaligus memperingati HUT HPI yang jatuh pada tanggal 5 Oktober. Rakernas adalah momen nan pas untuk melakukan evaluasi sekaligus langkah-langkah strategis demi kemajuan organisasi ke depan. 

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dibentuk dan sengaja dikembangkan bukanlah sebuah kebetulan karena kurang kerjaan, melainkan berangkat dari sebuah kesadaran kolektif. Kesadaran  dari orang-orang yang memiliki konsern terhadap pentingnya para pemandu wisata (tour guide) memberi kontribusi optimal bagi perkembangan dunia pariwisata nasional. Pun, kesadaran akan pentingnya profesionalitas para pramuwisata dalam berkiprah dan berkarya, serta pula kesadaran akan kebanggaan (pride) menjadi pemandu wisata.  Semua itu bemuara pada kesadaran akan pentingnya berhimpun dalam sebuah barisan, karena bagaimanapun barisan akan lebih kuat dan mumpuni dari pada orang per orang.

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) yang sebelumnya adalah Himpunan Duta Wisata Indonesia (HDWI). HDWI merupakan hasil dari munas para tour guide yang pertama kali diselenggarakan pada tanggal 27 Maret 1983, atas inisiatif Joop Ave, dengan promotor Bali. Munas dihadiri oleh perwakilan dari 9 propinsi dan Bali sebagai tuan rumah. Pada musyawarah nasional ke 2 pada 05 Oktober 1988 di palembang, HDWI diubah secara resmi menjadi HPI. Sejak saat itulah HPI menjadi satu-satunya organisasi resmi para pramuwisata seluruh Indonesia. Saat ini kepengurusan HPI sudah tersebar di hampir semua propinsi di Indonesia. 

Sejarah HPI adalah sejarah panjang nan penuh perjuangan, onak dan duri, pasang surut dengan segala dinamika dan romantikanya. Menengok sejarah berarti melakukan perenungan (flas back), refleksi dan lantas berorientasi ke depan. Kita tidak boleh melupakan pesan Bung Besar (Sukarno) "Jas MeRah" jangan sekali-kali melupakan sejarah. Semua itu, jika disikapi dengan seksama,  akan mampu memunculkan  pemaknaan bahwa, masa lalu adalah refleksi, masa kini adalah mengisi, dan masa depan adalah harapan. Bravo!

Ketua Umum HPI

ora ono

potone

Anak Agung Tentrem Wisnawa

1983-1988, 1988-1993

Yan L.Simanjuntak (kiri) 1993-2001

Nyoman Kandia 2001-2006, 2006-2011

Erwan Maulana Sugiono 2011-2016

 


Rakernas Bandung

Suasana, dinamika dan warna-warni Rakernas

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, bolehlah dikatakan Rakernas HPI 2015 di Bandung cukup sukses, walau mesti dicatat beberapa ketidaktertiban dalam penyelenggarannya, sehingga  bisa dijadikan pembelajaran untuk event-event HPI yang akan datang. Rakernas dihelat tentu bukan sekedar ajang silaturahim, tatap muka, temu kangen, dan kongkow-kongkow, melainkan mesti melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemajuan organisasi. Kalau tidak mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat buat apa bikin Rakernas, hanya buang-buang sumberdaya; tenaga, waktu, dan duit. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline