Lihat ke Halaman Asli

Setiap Wanita Indonesia itu Istimewa

Diperbarui: 4 April 2018   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : Tribun Jatim

Saat ini sedang ramai diperbincangkan puisi Bu Sukma Soekarno Putri yang berjudul Ibu Indonesiadibaca pada acara Pagelaran Busana 29 th Ane Avantie.  Menurut saya, puisi ini tidak akan mengundang kontroversi bila Bu Sukma tidak membandingkan sesuatu yang mungkin tidak beliau kenal atau ketahui, dengan sesuatu yang beliau kenal.

Jadi begini menurut sudut pandang saya sendiri. Saya mengenal si A dengan baik. Saya mengetahui apa kelebihannya. Misalnya dia pintar menari dan suaranya bagus. Lalu saya tahu si B, tapi tidak mengenalnya dengan baik. Saya pun tahu, kalau si B mempunyai kemampuan olahraga.

Lalu saya membandingkan si A dan si B. Tarian si A lebih bagus dan indah dibandingkan gerak tubuh olahraga si B yang jelek dan tidak bermanfaat. Padahal saya tidak kenal si B, dan belum tentu paham, kalau sebenarnya gerak tubuh olahraga si B itu juga bagus dan menakjubkan. khususnya bagi para olahragawan.

Puisi Bu Sukma mengundang pro dan kontra itu dan memanas, karena dibacakan menjelang bulan April yang identik adalah bulan wanita Indonesia. Hari Kartini, dimana semua orang langsung diingatkan atas perjuangan sosok Kartini dalam emansipasi wanita.

Jadi saat wanita berkonde dibanding-bandingkan dengan wanita  berhijab atau bercadar, dijamin tidak akan pernah bisa, karena dari pandangan mata saja sudah berbeda. Jika diulik semakin dalam, tidak akan ketemu titiknya, karena itu tadi, pada dasarnya itu sudah dua hal yang berbeda. Apalagi sangat rawan, bila memang sudah mengkaitkan sesuatu dengan agama. 

Zaman now, menurut saya, emansipasi wanita bukan hanya kesetaraan antara pria dan wanita, termasuk soal pekerjaan. Tapi juga soal kesetaraan antara wanita dan wanita. Dulu kan, masih berlaku, kalau wanita berpenampilan seperti ini, tidak boleh atau kurang pantas bekerja dalam suatu perkerjaan. Atau boleh bekerja, tapi tdak berpenampilan seperti itu.

Zaman sekarang hal itu tidak berlaku mutlak. Sudah ada penyesuaian. Misalnya, sudah ada polwan yang berhijab, presenter berhijab, juga olahragawati yang berhijab. Perempuan Indonesia kita bisa mengeksplor kemampuan dan keistimewaan yang dimiliki, tanpa harus terbentur soal penampilan.

Begitu juga dalam pemilihan putri-putrian. Misalnya pemilihan putri Indonesia masih ada perwakilian propinsi Aceh, walau kesempatan untuk mewakili Indonesia tidak mungkin (ini menurut saya), karena terbentur adanya syarat bikini di pemilihan miss-miss internasional. Namun dengan ini menunjukan, bahwa semua perempuan Indonesia diberi kesempatan yang sama merasakan aura pemilihan Putri Indonesia. 

gambar: Green Pramuka

Begitu juga yang dilakukan oleh mall Green Pramuka Square ini. Dalam rangka memeriahkan hari Kartini, Mall yang terletak di Jakarta Pusat ini dan berdampingan dengan apartemen Green Pramuka City mengadakan Beuty Mosleema "Puteri Kartini Hunt 2018. Jadi semua perempuan muslim bisa ikutan.

Jadi sangat bijak bila kita tidak membanding-bandingkan wanita Indonesia dari luarnya. Wanita Indonesia berkonde, wanita Indonesia berhijab atau bercadar, semua sama. Karena setiap wanita Indonesia itu istimewa. Selamat Hari Kartini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline