Lihat ke Halaman Asli

Bambang Iman Santoso

CEO Neuronesia Learning Center

Literasi Digital (Digital Worship and Digital Culture): Akankah Ibadah Virtual Menjadi Bagian Budaya Digital Kita?

Diperbarui: 10 Agustus 2021   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi "Ibadah Virtual", dok. BIS

Oleh : Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community

[Dirangkum dari percakapan diskusi di wag Neuronesia: Nasser Umainalo, Dr. Eka Yunita. Dr. Tuhid Nur Azhar, Jusuf Sutanto, Ir. Purwiyono Sukrido Pringgohardjoso]   

Minggu, 8 Agustus 2021. Diskusi di wag Neuronesia hari minggu ini menarik. Menarik untuk saya sharing di sini, semoga dapat bermanfaat. Menanggapi tulisan berjudul 'Ibadah Virtual' yang ditulis oleh Ahmad Najib Burjani (www.kompas.id 7/8/2021). 

Dikatakan sholat iedul adha secara virtual menggunakan aplikasi zoom menembus angka maksimum; 1000 partisipan. Karena 1 orang partisipan bisa mengajak anggota keluarganya untuk melakukan secara live, diperkirakan jumlah jamaah bisa mencapai 3.000 peserta.

Perangkat komputer beserta electronic devices  lainnya (screen dan sound system), jaringan internet dan aplikasi zoom disebut sebagai ‘altar suci’ karena difungsikan sebagai ruang dan medium virtual. Sesungguhnya selama pandemi ini telah banyak dilakukan oleh kaum muslim di Indonesia untuk ibadah lainnya. 

Hikmah di balik pandemi salah satunya adalah manusia secara umum menjadi lebih dekat dengan teknologi digital. 

Seperti sholat jumat berjamaah virtual, tahlilan dan takziah mendoakan sahabat dan keluarga yang meninggal dunia,  di masa pandemi dilakukan secara virtual, menggantikan kegiatan melayat ke rumah duka atau menghadiri proses pemakaman.

Sementara Manuel Castells (2012) telah memprediksi bahwa jaringan maya bisa menggantikan struktur tradisional di masyarakat. 

Namun kita tak menyangka bahwa ia kini bahkan telah mengubah norma dan tata cara beribadah. Sekarang kegiatan keagamaan lain yang umum dilakukan dalam bentuk daring adalah haul, silaturahmi lebaran, shalat tarawih selama dua kali berturut bulan puasa, dan shalat iedul fitri.

Jauh sebelum pandemi ini, beberapa situs web sudah mulai menyediakan virtual reality untuk jenis-jenis ibadah tertentu. Seperti ditulis Christopher Helland (2013), di situs Laurdes France (laurdes-france.org), pengunjung bisa dibawa ke tempat itu seperti hadir langsung dan merasakan pengalaman melakukan cyberpilgrimage.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline