Lihat ke Halaman Asli

Bambang Iman Santoso

CEO Neuronesia Learning Center

Neurosains dan Sistem Navigasi Pesawat Terbang

Diperbarui: 10 Maret 2020   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Oleh: Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community

Jakarta, 10 Maret 2020. Oleh: Deep Blue adalah komputer pertama yang memenangkan sebuah permainan catur melawan seorang juara dunia (Garry Kasparov) dalam waktu standar sebuah turnamen catur. Kemenangan pertamanya (dalam pertandingan atau babak pertama) terjadi pada 10 Februari 1996, dan merupakan permainan yang sangat terkenal. Namun Kasparov kemudian memenangkan 3 pertandingan lainnya dan memperoleh hasil remis pada 2 pertandingan selanjutnya, sehingga mengalahkan Deep Blue dengan hasil 4-2.

Deep Blue lalu diupgrade lagi secara besar-besaran dan kembali bertanding melawan Kasparov pada Mei 1997. Dalam pertandingan enam babak tersebut Deep Blue menang dengan hasil 3,5-2,5. Babak terakhirnya berakhir pada 11 Mei tahun itu. Deep Blue menjadi komputer pertama yang mengalahkan juara dunia bertahan.

Sekarang sudah di tahun 2020. Artinya sudah 22 tahun lebih dari kejadian tadi. Tentunya perkembangan teknologi komputer tersebut sudah mengalami kemajuan-kemajuan yang signifikan. Masih ingatkah, seperti pada perangkat pesawat baru Boeing tipe 737 MAX 8, yang belum terlalu lama ini jatuh mengalami kecelakaan dan menewaskan seluruh penumpang dan awak penerbangnya. Maskapai penerbangan Lion Air dengan kode pesawat JT 610 dengan pesawat produksi 2018 ini tentunya telah didukung oleh teknologi sistem komputerisasi yang jauh lebih canggih.

Belum lama ini viral video di medsos, pilot pesawat maskapai Etihad Airways yang mendapat pujian dari netizen, setelah tetap berhasil mendaratkan pesawat jumbo Airbus A380 di tengah terjangan Badai Dennis di Bandara Heathrow, London, Inggris. Pesawat tak bisa mendarat sempurna karena badai tersebut, menyebabkan dibatalkannya ratusan penerbangan (Minggu, 16/2/2020).

Menurut laporan Sky News saat itu angin dari arah depan pesawat bertiup 80 kilometer per jam. Seorang pembaca media UEA Khaleej Times, Ayesha Munawar, memuji kemampuan pilot dalam mengendalikan pesawat sampai berhasil mendarat. "Teknik yang benar-benar luar biasa dan tentu saja pilot terampil yang berpengalaman. Pekerjaan yang baik bisa mendaratkan dengan selamat," kata dia.

Sederhananya, AI dapat digambarkan sebagai upaya untuk membuat mesin berpikir seperti manusia. Gagasan yang berusia lebih dari 70 tahun, dan Airbus telah lama memiliki aplikasi AI. Helikopter Airbus telah menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural network) sejak 2005 untuk menyesuaikan bilah rotornya.

Deep learning, yang merupakan sistem yang didasarkan pada deep neural network, adalah apa yang bertanggung jawab untuk ini, katanya. Jaringan ini dimodelkan pada otak manusia dan 'dalam' karena banyak lapisannya. Kita memberi makan jaringan ini dengan data dan contoh, yang kemudian diproses, sehingga memperoleh pengetahuan. Dan itu berhasil dengan banyak keberhasilan. Pada Maret 2016, Lee Sedol - juara Korea Selatan dalam game strategi Asia Go - ditantang untuk bertanding melawan perangkat lunak Google AlphaGo.

Go digambarkan sebagai salah satu permainan strategi paling kompleks di dunia, dan program Google mengejutkan lawannya dengan gerakan yang belum pernah dilakukan manusia sebelumnya. Itu memenangkan pertandingan 4-1, meninggalkan Lee Sedol yang terkejut dan kesadaran bahwa artificial neural network dengan kapasitas untuk belajar dapat menemukan solusi mereka sendiri yang sepenuhnya baru. Hal ini membuat teknologinya sangat menarik untuk beberapa sektor, dan Airbus juga menjajaki peluang baru yang AI buka.

"Menanamkan semakin banyak kecerdasan buatan ke dalam sistem kami akan memungkinkan kami untuk memulai dengan benar-benar membebaskan pilot dari tugas yang lebih biasa, tugas rutin - sehingga benar-benar menjaga elemen manusia dalam rantai untuk pemikiran strategis dan jenis tugas pengambilan keputusan, "Kata Grazia Vittadini, kepala petugas teknologi di Airbus.

Pada awal 1990-an, Gerald Tesauro, seorang pemrograman komputer di IBM, mulai mengembangkan jenis kercedasan artifisial (AI) baru. Menurutnya bahwa seluruh program AI konvensional, meskipun sangat canggih seperti Deep Blue, mempunyai suatu kelemahan, yakni cara pikir yang kaku (rigidity).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline