Terjadinya fenomena aksi dalam tatanan kehidupan menjadi bukti adanya persoalan yang sedang berlangsung, karena aksi tidak terjadi begitu saja tanpa ada persoalan. Misalnya, kampus yang kebijakannya tidak berpihak, secara tidak langsung sudah mengundang mahasiswa untuk segera melakukan aksi dengan dimulai dari tahap pengumpulan data persoalan.
Setelah data persoalan terkumpul, jangan ragu untuk mempropagandakannya baik melalui lisan maupun tulisan yang ditujukan pada semua mahasiswa. Jangan hiraukan tanggapan, karena itu bisa membuat Anda kejang-kejang. Tidak semua yang merasa dirinya dalam persoalan mau diajak bergandengan tangan untuk menyampaikan tuntutan perubahan.
Semua individu mempunyai api kesadaran, namun tidak selamanya kesadaran yang dimiliki membuat dirinya mampu memasang badan untuk meneriakkan tuntutan. Ini menjadi pecutan bagi setiap individu yang bermaksud menjadi sang revolusioner untuk tidak banyak berharap dari yang banyak, karena jumlah yang banyak tidak menjamin menjadi kekuatan. Ambillah sedikit dari yang banyak, seumpama jumlah yang banyak tidak bisa diajak kerja sama. Namun kemunculan kesadaran harus diundang oleh beragam data persoalan yang dirasa meresahkan kehidupan bersama. Selain harus diundang, kesadaran juga harus dilatih karena tanpa dilatih, nyali ciut akan lebih mendominasi.
Tanpa kesadaran tidak akan mungkin sebuah aksi massa terjadi. Sadar akan persoalan yang menimpa diri akan berdampak pada sebuah upaya melakukan tindakan yang disebut dengan aksi. Namun aksi massa adalah tindakan yang dilakukan oleh banyak orang bukan hanya satu orang. Artinya, kesadaran individu harus dilacurkan pada setiap orang, supaya semua merasakan ada persoalan yang sedang terjadi.
Setelah kesadaran dan propaganda dilakukan segeralah rapatkan barisan dengan massa yang sudah tersulut api kesadarannya untuk membangun komunikasi mengenai sikap terhadap persoalan yang sedang berlangsung, tepatnya kalau kesadaran sudah terbangun, propaganda sudah dilakukan, waktunya untuk konsolidasi merancang perangkat aksi. Di antaranya menentukan orang yang harus menjadi penanggung jawab aksi, dan membicarakan kebutuhan yang diperlukan untuk menjalankan aksi.
Bagi sebagian, aksi dianggap sebagai tindakan percuma. Padahal nyatanya tidak seperti itu, karena melalui aksi beragam tuntutan bisa dilontarkan. Aksi merupakan sebuah sikap ketidaksetujuan terhadap persoalan yang terjadi, baik bentuk persoalannya itu berupa ketimpangan pandangan maupun ketidakberpihakan aturan pada kaum yang dianggap tidak berwenang.
Seumpama aksi sudah dilakukan, massa aksi tidak boleh langsung menganggap persoalan sudah selesai, karena harus ada tindak lanjut terhadap apa yang sudah dilakukan dan disampaikan. Semua tuntutan yang disampaikan harus tetap dipantau sampai ada tanggapan yang tegas dari sasaran aksi yang dituju. Kalau tidak ada tindak lanjut, jangan menyesal seumpama tuntutan yang disampaikan seolah-olah masuk telinga kanan, keluar dari telinga kiri. Sia-sia sudah tindakan yang diekspresikan kalau tidak ditanggapi. Sampaikan tuntutan sampai menuju batang ketuntasan, jangan setengah-setengah dalam melakukan tindakan aksi supaya tidak buntung, cukup buaya saja yang buntung, mahasiswa jangan, karena mahasiswa bukan buaya.
Adanya pandangan miring bagi kegiatan aksi massa yang dilakukan disebabkan pengaturan aksi tidak dijalankan sesuai dengan aturan yang mengakibatkan terjadinya pengusikan rasa aman dan nyaman terhadap lingkungan sekitar. Jika aksi dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, tidak akan pernah ada yang merasa terusik rasa aman dan kenyamanannya. Bukankah aksi yang baik itu adalah aksi yang tidak menimbulkan persoalan?
Inti utama adanya aksi massa adalah untuk menuntut perubahan supaya ketimpangan, ketidakberpihakan, ketidakadilan, penindasan, pembodohan, dan persoalan lainnya dalam berkehidupan tidak terus-menerus terjadi. Aksi massa yang melahirkan persoalan baru selain dari persoalan yang jadi tuntutan adalah aksi massa yang perlu dipertanyakan landasan aksinya, karena aksi adalah salah satu alat yang bisa dijadikan sebagai solusi bagi persoalan yang sedang bergulir.
Aksi tidak termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama karena aksi bukan bagian dari daging babi dan darah haid. Bagi orang yang hendak melakukan aksi, tidak usah merasa sungkan apalagi takut karena aksi bukan termasuk perbuatan mesum dan tidak dipungut biaya sepeser pun. Beraksilah dengan hidmat, agar segala tuntutan bisa sampai pada batang ketuntasan.