Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci anginadalah salah satu novel karangan Tere Liye. Secara keseluruhan novel ini berhalaman sekitar 139 termasuk covernya jika kita membacanya melalui pdf.
Salah satu novel tere liye ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak dan lika-liku nya menghadapi kejamnya dunia mulai dari saat dirinya masih kecil sampai dewasa, selain itu novel ini cocok untuk dibaca oleh para remaja maupun dewasa. Novel ini menyajikan cerita yang menarik dan tentu saja kaya akan unsur-unsur kebahasaannya.
Secara keseluruhan, tema yang telah disajikan oleh novel Daun yang Jatuh Tak Akan Membenci Anginadalah bertemakan cinta. Salah satu kutipan yang dapat mempresentasikan tema dalam novel terdapat pada bab 2 halaman 21 yaitu "Kak Ratna amat cantik, rambutnya panjang, dan pakaiannya medis. Seperti artis-artis itu. Badannya wangi. Mukanya bermake-up tipis. Cantik sekali. Sepanjang kami di Dunia Fantasi, Kak Ratna selalu berdiri di sebelahnya. Berjalan bersisian, bergandengan tangan. Mesra. Seketika hati kecilku tidak terima.
Sakit hati! Bukankah selama ini kalau kami pergi entah ke mana, akulah yang lengannya digenggam? Akulah yang pundaknya dipegang? Akulah yang kepalanya diusap. Itu jelasjelas posisiku!cAku benci sekali. Hari itu aku mulai mengenal kata cemburu! Usiaku menjelang sebelas tahun. Adikku enam tahun. Dan dia dua puluh lima tahun. Aku cemburu. Namun, tak ada yang peduli dengan perasaanku. Dede sibuk berlari ke sana kemari memainkan berbagai wahana. Ibu benarbenar kerepotan mengendalikannya." kutipan tersebut menceritakan saat Tania cemburu terhadap Ratna yang sedang bermesraan dengan Danar, pria yang dicintai oleh Tania.
Berbicara tentang alur, novel ini menunjukkan alur campuran. Kita bisa melihatnya pada bab 1 halaman 9 untuk mengtahui alur mundur novel ini yaitu "Kalian tak akan pernah menyangka, seperti apa rupa Tania sepuluh tahun silam saat masuk ke toko buku ini untuk pertama kalinya. Tania yang melangkah gemetar ragu-ragu. Tania yang mulutnya terbuka sempurna membentuk huruf 0.
Malu menatap sekitar, dan takut sekali memecahkan barang-barang yang dipajang. Padahal, bukankah di sini satu pun tidak ada gelas dan piring? Kata Ibu, "Tania, hati-hatilah di sana! Kita harus mengganti setiap barang yang rusak karena kita sentuh! Jaga adikmu, jangan nakal....." Aku menelan ludah sedikit ragu dan banyak takut mendengar pesan Ibu sebelum berangkat. Dengan apa kami akan mengganti barang yang aku pecahkan? Waktu itu, seseorang mengajakku ke toko buku ini. Umurku baru sebelas tahun. Adikku enam tahun. Hari itu sempurna istimewa. Hari yang akan kuingat selalu. Semua detailnya!"
kutipan tersebut menjelaskan ketika dirinya berada di toko buku yang sama 10 tahun yang lalu.
Kita juga bisa melihat alur maju pada bab terakhir halaman 138 yaitu
"Katakanlah... apa kau mencintaiku?" aku berbisik lirih. Berdiri. Menatap mata redupnya. Jarak kami hanya selangkah. "Katakanlah... walau itu sama sekali tidak berarti apa-apa lagi." Diam. Senyap. Dia membisikkan sesuatu. Desau angin malam menerbangkan sehelai daun pohon linden. Jatuh di aras rambutku. Aku memutuskan pergi" Bagian tersebut menjelaskan saat Tania bertemu dengan Danar di bawah pohon linden dan akhirnya Tania memutuskan untuk melanjutkan hidupnya di Singapura. Kedua contoh diatas mempresentasikan bahwa novel tersebut beralur maju dan mundur atau yang sering kita sebut dengan alur campuran.
Terdapat beberapa tokoh yang ikut andil dalam novel. Beberapa contohnya adalah Tania sebagai tokoh utama. Watak yang dimiliki oleh Tania adalah pencemburu dan pintar dilihat pada bab 3 halaman 39 yaitu
"Yang perempuan tumbuh menjadi gadis cantik, Anakku..... Pintar sekali.... Bisa melakukan banyak hal seperti anak-anak dari keluarga normal lainnya.... Yang laki-laki juga tumbuh gagah dan berguna.... Sama pintarnya.... Berkat bimbingan kakaknya...." Mataku mulai berkaca-kaca. "Tahukah kau, Tania.... Gadis cantik itu adalah kau.... Ibu bermimpi tadi malam melihat kau sungguh tumbuh dewasa.... Melihat kau cantik sekali dengan rambut panjang hitam legam.... Kau menatap Ibu sambil tersenyum lebar, menatap kehidupan ini dengan yakin....