Lihat ke Halaman Asli

Visi dan Misi Jokowi dalam Ketahanan Pangan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Visi dan misi Jokowi saat kelak jadi presiden

Marilah kita coba ikuti pola pikir Jokowi saat mengunjungi petani di Desa Tanjungrasa, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada hari Minggu 27 April 2014.  Pola pikir ini cukup sederhana namun mengena, dilontarkan di tempat yang tepat lagi merakyat: di lingkungan desa yang kontekstual dan kini dibuat tekstual, yakni ketahanan pangan; setelah sebelumnya melontarkan gagasan revolusi mental.

Dalam hal ketahanan pangan, Jokowi memulai menggagas bagaimana rakyat Indonesia berdaulat di bidang pangan sebagaimana tertulis di harian Kompas, 28 April 2014 halaman 15 lajur 1.  Patut diingat bahwa keperluan paling mendasar manusia (human basic needs) belum bernjak dari tiga hal utama: pangan, papan, dan sandang!

Visi bukanlah impian dan bukan pula harapan, namun wajib menjadi janji; dengan misi harus diartikan sebagai cara mewujudkan visi tersebut.  Nah, bila dilengkapi dengan program dan aksi yang dirumuskan dengan benar dan jelas tahapannya maka akan lebih mudah bagaimana mengarahkan cita-cita agar terwujud.  Karenanya, visi haruslah berciri SMART (specific, measurable, achievable, realistic, timeframe).

Ini dia visi Jokowi hingga hari ini yang dilansir koran Kompas demi ketahanan pangan wajib dijaga sambil menekan lonjakan impor pangan, dengan kebijakan:

·Hentikan konversi tanah pertanian: lahan pertanian yang produktif harus dijaga agar tidak dikonversi menjadi kegunaan lain. “Ada lahan pertanian yang dijadikan perumahan, industri atau jadi lahan tambang, ini harus dihentikan,” ujar Jokowi.

·Dorong kemandirian para petani: agar tidak menggunakan produk impor, seperti pupuk atau pestisida impor; petani dapat mengolah sendiri pupuk kompos yang dapat menekan biaya produksi; selain petani juga harus diberi pendampingan agar lahan dengan luas berapa pun dapat produktif.

·Benahi infrastruktur pertanian: bendungan dan jaringan irigasi, harus dibenahi.

·Awasi kualitas air dan limbah.

·Atur mekanisme pasar: yang saat ini belum memberikan keuntungan kepada petani, karena selama ini rantai distribusi dar petani ke pasar terlalu panjang.

Semoga dapat menjadi catatan awal.  Kelak jika benar Jokowi jadi presiden kita, ya tinggal kita menagihnya sebab seringkali para pemimpin itu cuma pemimpi yakni bila sudah duduk lalu lupa misi mereka sendiri denga melupakan rakyat yang telah memilihnya.  Visi cukup mudah dimengerti, misi cukuplah jelas; yang diperlukan kelak menyusun program nyata agar ada tahapan praktis mewujudkan dalam langkah nyata pula (practical action: from plan into reality).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline