Lihat ke Halaman Asli

Mbah Pikul Terkikis di Kota "MAKMUR"

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14267438181830669072

Nenek ini seharusnya menikmati masa tuanya dengan berkumpul bersama keluarga.  Beliau bernama mbah Pariyem namun sering di panggil mbah pikul. Di usianya kurang lebih  80 tahunan, beliau tinggal di Rt 01 Rw 08 Desa Duwet, Baki, Sukoharjo. Cukup terkejut memang ketika tempat tinggal beliau masih di wilayah karisidenan Surakarta yang dari rumah saya sekitar 1 jam perjalanan menggunakan sepeda motor (Karanganyar). Dan cukup miris memang beliau masih tergolong berada dikawasan yang "makmur".

14267427981443499444

Mbah pikul saat salah seorang menanyakan kisah hidupnya sambil terharu mendengarkannya di mana beliau sudah lama ditinggalkan suaminya, mempunyai anak namun meninggal saat balita, dan sempat mempunyai anak angkat namun sudah lama sekali tidak mendatangi beliau. Sungguh nenek ini hidup sebatang kara. dan sekarang beliau tinggal di emperan salah satu rumah warga yang tidak terpakai, membayangkan saja saya menghela nafas dan tertegun, malam tanpa penerangan, tak jarang beliau kedinginan dan terkena air hujan.

Sedangkan makan seadanya dari belas kasihan warga. Ketika ditanyai, beliau belum makan sama sekali, hanya mendapati sayur yang sudah 5 hari lalu yang masih selalu dipanasi untuk makan beliau. Sedangkan untuk minum hanya menadahkan air hujan.

1426743760561453648

Melihat kondisi beliau yang memprihatinkan, Mbah Pariem mengeluh kakinya gemetaran sambil slonjor dibawah terik matahari agar kakinya terasa hangat. Sorot mata yang menyisihkan harapan kehangatan keluarga  tidak memudar walau usia beliau menjadi penghambat itu nantinya.

1426744251647409109

Ketika ada sebuah grup facebook yang mengangkat profile mbah pikul ini sontak membuat saya terenyuh dan terketuk hati yang memaku mata saya untuk membaca tulisan itu. Semoga dengan ini para dermawan atau syukur-syukur para elit pemerintah bisa memberi seonggok harapan untuknya dan menjadi tamparan keras disaat isu atau masalah politik yang membebalkan diri dan melupakannya. banggakah wahai para pemilik harta lebih, dan penguasa melihat ini. Terutama bagi kalian yang memainkan anggaran rakyat untuk kemajuan bangsa ini, dasar koruptorr!!!, oh maaf ini bukan anda sang pembaca nurani, namun buat anda yang sedang melakukan kejahatan berlabel TIKUS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline