Lihat ke Halaman Asli

Untuk Sahabat

Diperbarui: 7 November 2020   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sahabatku,
Pagi ini masih pekat berembun
Seakan menyambung dinginnya malam yang menusuk tulangku
Meski tlah kuhangati sekujur tubuhku
Tapi tetap tak kuasa menggantikan kehangatan pergaulan kita dulu

Sahabatku,
Ketika kau dilanda duka
ketika hatimu bersendu pilu
Atau dialiri alunan nada cemas
Jangan kau lupa
bahwa engkau tidaklah sendiri
Aku kan setia menemanimu disitu, dipersilaanmu
Tuk mengusir segenap duka nestapamu

Kau mungkin tak kuasa meraih wajahku
Pun ketika kau tak melihat bayangku
Tapi coba tutup rapat matamu
Kan kausadari bahwa aku ternyata bersamamu
tuk menimba dukamu
Dan kita akan berada dalam satu gerbong kereta kebahagiaan

Sahabatku,
Yakinlah bahwa sisa hidupmu akan semakin indah
Seindah taman Surga yang dipenuhi ragam wangi bunga
Sungguh indah tak terkira
Namun
jika hidupmu terasa terlalu gulita
Tutup rapat matamu
Kupastikan aku akan disitu bersamamu, dipersilaanmu
Aku sungguh mencintaimu
Aku pegang janjiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline