Lihat ke Halaman Asli

Zaman Peralihan

Diperbarui: 11 Februari 2023   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi 

Perang dunia ke II telah berakhir, perang yang berlangsung pada tahun 1939 sampai 1945, perang yang melibatkan lebih dari 100 juta orang dari berbagi pasukan militer, dalam kondisi perang total tersebut seluruh negara yang terlibat perang akan memusatkan seluruh kekuatannya, baik dari sektor sumber daya manusia, ekonomi serta alat pertahanan negara lainnya.

Perang yang memakan korban 50 sampai 70 juta jiwa dari masing-masing pihak yang terlibat dalam eskalasi perang dunia ke II ini tentu menyisakan duka yang berkepanjangan, kerusakan serta penderitaan yang tersebar di beberapa wilayah Eropa, Pasifik, Atlantik serta beberapa negara di asia tenggara lainnya, termasuk indonesia di dalamnya.

Indonesia yang pada waktu itu masih dalam pengaruh kolonialis dan negara fasis jepang tak luput dari kekejaman perang yang terjadi di eropa dan negara-negara asia lainnya. Pada peristiwa perang berlangsung, bangsa indonesia di paksa untuk ikut berperang, sebagai bangsa yang sedang di jajah tentu tidak punya pilihan lain selain mengikuti ambisi-ambisi negara adidaya waktu itu.

Dalam kondisi perang dunia II tersebut bangsa ini terus berjuang untuk bisa lepas dari cengkram tangan-tangan penjajah, segala upaya terus di lakukan oleh para pejuang indonesia untuk bisa merdeka dan berdaulat atas segala bentuk penjajahan.

Ketika perang dunia II berakhir, jepang hancur lebur di bombardir tentara sekutu bangsa ini lahir dan membuktikan pada dunia bahwa bangsa indonesia mampu untuk mengurus bangsanya sendiri tanpa campur tangan negara-negara pemenang perang dunia, dan tepat pada 17 agustus 1945 bangsa indonesia memproklamirkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, bangsa yang berdaulat, bangsa yang tidak lagi tunduk pada kekuasaan imperialisme dan fasisme.

Meskipun pada tahun 1948 sekutu kembali datang untuk merampas kemerdekaan yang telah tertapal, namun bangsa ini tetap menolak tunduk dan terus melawan untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah di sepakati oleh seluruh rakyat indonesia. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan agresi militer belanda ke II.

Perjuangan yang panjang untuk menjadi bangsa yang merdeka tentu tidak mudah di dapat, ratusan ribu atau bahkan jutaan nyawa anak bangsa ini di tukar untuk membebaskan tanah air ini dari belenggu perbudakan dari bangsa lain.

Menjadi negara baru yang terlahir di tengah konflik ideologi yang masih bercokol di muka bumi ini memang tidaklah mudah, bangsa indonesia seperti daging segar ditengah sekumpulan binatang buas yang siap untuk melahapnya. Usaha-usaha pejuang kemerdekaan dalam mempertahankan kedaulatan negara terasa sangat terjal, karena belum seluruhnya penjajah hengkang dari bumi pertiwi, konflik internal meletus di beberapa daerah yang mengakibatkan pemberontakan bersenjata dan jatuhnya korban jiwa. Dan penderitaan rakyat tak kunjung usai, negara ini terus di rongrong dari luar dan dalam, sampai pada tahun 1960 an baru bisa di redakan.

Kemelut bangsa yang masih prematur dengan berbagai macam dinamika di dalamnya memaksa bangsa ini terus belajar dari sejarah yang telah lalu, dan ketika bangsa ini bersepakat atas konsep Negara Kesatuan dengan sistem presidensial dan pancasila menjadi pedoman hidup bernegara, kemudian memecah kebuntuan dalam perdebatan panjang suatu bentuk negara yang sebelumnya di ragukan oleh bangsa lainnya, keputusan politik ini sekaligus membuktikan kepada bangsa-bangsa lain bahwa bangsa indonesia lahir dengan konsep bernegara yang matang dan layak untuk berdaulat.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline