LSI mau jadi Lembaga Sholat Indonesia atau apa nih? Masa sih pilpres yang disurvey soal ketaatan ibadah wabil khusus sholat. Berdasarkan frekuensi praktik shalat dibedakan menjadi tiga segmen.
Praktik shalat setidaknya sehari sekali sebesar 31,5 persen, shalat hanya di momen tertentu 27,8 persen, dan tidak menjawab 40,7 persen
"Segmen setidaknya shalat sekali sehari mayoritas mendukung Jokowi-Ma'ruf sebesar 57,9 persen, yang mendukung Prabowo-Sandiaga 27,4 persen." Lalu disimpulkan yang paling rajin beribadah adalah pendukung Jokowi-KHMA.
Saya sih nggak mempersoalkan siapa yang paling taat beribadah, tapi cara penilaiannya. Saya yakin Pak Kyai juga akan tercengang disodorkan hasil survey ini, masa pendukungnya dibilang kebanyakan sholat paling tidak sehari sekali.
Apa sih yang dimaksud, sholat setidaknya sehari sekali? Sholat itu wajib 5 kali sehari. Tidak bisa dipilah-pilah. Satu kali saja meninggalkan sholat ya berarti nggak taat beribadah.
Lha orang yang 5 kali sehari sholat saja nggak bisa disebut rajin sholat, itu kan memang kewajiban. Kalau toh mau disebut rajin sholat, berarti disamping sholat yang 5 waktu, dia juga banyak sholat sunah.
Apalagi ini setidaknya sholat sehari sekali, kemudian disimpulkan sebagai paling rajin beribadah. Okelah kalau mau survey rajin beribadah, sekurangnya bagi laki-laki, sholat berjamaah lima waktu di masjid, rajin sholat sunah, rajin membaca Alqur'an, rajin bersodaqoh, dan lain sebagainya. Lalu akumulasikan. Ya, bolehlah disebut rajin beribadah, walaupun tentu saja kalau dihubungkan dengan pilpres tetap saja jaka sembung bawa sangu.
Jangan-jangan 40, 7 persen yang tidak menjawab itu justru yang sholat 5 kali sehari. Dia nggak mau nilai ibadahnya berkurang karena direcokin tukang survey. Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H