Lihat ke Halaman Asli

Balya Nur

Yang penting masih bisa nulis

Ormas Radikal, Ormas Asal Goblek?

Diperbarui: 4 Juli 2017   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 Sosok Aiman memberi warna lain di Kompas TV. Kalau pewawancara lain selalu manggut-manggut dan  terkadang memberi kesimpulan yang membeo pada nara sumber , Aiman mencoba tampil beda

Dalam Acara Kompas Petang, Senin, 3 Juli 2017, mengangkat temuan Koalisi Selamatkan Komnas HAM, Aiman meminta "pertanggung jawaban"  Totok Yulianto, salah satu anggota koalisi. Dalam berita yang beredar di media, koalisi menemukan indikasi 9 dari 60 calon komisioner Komnas HAM memilik keterkaitan dengan Ormas radikal.

Sewaktu pernyataan pers,  menyebut Ormas radikal, Toto Yulianto nampak pede dan merasa seperti pahlawan, tapi ketika berhadapan dengan Aiman entah bagaimana dia tiba-tiba gugup dan bicaranya  seperti benang kusut. Padahal pertanyaan Aiman sederhana saja, " Mas Totok, saya minta klarifikasi Anda, minta pertanggung jawaban Anda, Apa yang Anda maksud dengan Ormas Radikal ? "

Untuk mengurai benang kusut ucapan Totok, Aiman mengejar lagi dengan pertanyaan, "Anda keberatan untuk menyebutkan nama Ormas radikal itu? " Jawabannya kusut lagi. Aiman mengejar lagi, " Biar publik bisa membayangkan, apakah mereka tidak anggota langsung, tapi...? " Masih dalam  keadaan gugup, Totok menjelaskan, mereka memang bukan anggota Ormas radikal, tapi sering memposting di media sosial yang mendukung Ormas radikal.

Aiman emang tega banget. Orang sudah segugup gitu, masih saja dikejar dengan pertanyaan, "Anda tidak keberatan menyebut ormas apa saja? " Totok menyebut nama HTI. Aiman memotong, " HTI kan  bukan ormas radikal, dia memperjuangkan khilafah yang kemudian dilarang  oleh pemerintah? Itu masuk radikal juga? " Dengan gugup Totok menyebut, HTI disebut ormas radikal berdasarkan asumsi yang dibuat oleh pemerintah. O, gicu to? Eh, jabatan Totok Yulianto ini adalah Direktur Pusat Bantuan Hukum Indonesia. Bekerja berdasarkan asumsi pemerintah?

Setelah jeda iklan, Aiman benar-benar menjadi pewawancara raja tega, terus mengejar Totok dengan pertanyaan, " Anda keberatan menyebut ormas lain selain HTI? " Totok menjelaskan, ormas radikal itu ormas yang intoleran. Kemudian Aiman menawarkan mengganti istilah Ormas radikal dengan Ormas intoleran. Akhirnya Totok nyerah juga, dia setuju dengan sebutan Ormas intoleran. Barulah kemudian muncul nama satu ormas lagi dari mulut Totok. Siapa lagi kalau bukan FPI. 

Aiman mengejar lagi, " Apa alasan Anda, simpatisan dua ormas itu tidak layak masuk Komnas HAM? " Totok yang sudah agak sediki tenang, menjelaskan, belakangan ini banyak kaum minoritas yang menjadi korban kelompok intoleran. O, gicu to? Aromanya sih kayanya Ahoker juga nih.  

Totok bukan satu-satunya yang galak menyebut Ormas radikal. Mulai dari pejabat, aparat keamanan, pengamat, dan lainnya,  tapi pas ditanya, apa nama ormasnya? Tiba-tiba lidahnya kelu. Apa penyebabnya? Kayanya sih bukan karena takut, tapi lebih pada soal mereka tidak yakin dengan apa yang mereka ucapkan. Kalau orang betawi bilang, asal goblek.

Kalau mau menonton kegugupan Totok Yulianto, bisa disaksikan di link ini: 1 | 2 |




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline