Lihat ke Halaman Asli

Balya Nur

Yang penting masih bisa nulis

Kita Belum Siap Melihat Wajah Kita di Cermin

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kicauan Deny Indrayana di Twitter tidak terdengar merdu di telinga para pengacara baik yang membela koruptor maupun tidak. Deny menyamakan pembela koruptor dengan koruptor. OC Kaligis memperkarakan Deny ke Polisi.

Kali ini Sekab Dipo Alam bikin kebakaran jenggot dan sanggul petinggi parpol terutama yang partainya masuk ranking tiga besar kader partai terkorup.

Dipo Alam menyebarkan siaran pers berdasar hasil pemeriksaan ke KPK per September 2012, perinciannya: Golkar 19 orang (47,50 persen), PDI Perjuangan sembilan orang (22,5 persen), Demokrat lima orang (12,5 persen), PPP dua orang (5 persen), PAN satu orang (2,5 persen), dan Hanura satu orang (2,5 persen). Sedangkan dari partai lain hanya tiga orang (7,5 persen).

Berdasarkan jumlah izin pemeriksaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada tiga partai terkorup, yaitu Golkar sebanyak 64 politikus atau 36 persen dari total keseluruhan, PDIP 32 politikus atau 18 persen, dan Demokrat sebanyak 20 orang atau 11 persen. Alih-alih instrospeksi,para petinggi partai itu malah balik menuding Dipo Alam.

Sebelumnya Dipo Alam bikin geger media massa. Pernyataannya yang menyerukan boikot bagi media massa yang menjelek-jelekan Pemerintah, dan media massa sering memberitakan berita yang tidak berimbang, bikin gerah METRO TV. Media televisi yang sering mengeritik pemerintah yang terkadang dengan bahasa yang agak ‘vulgar” ini rupanya sangat rentan terhadap kritik. Penyakit darah tingginya kumat. Dipo diminta minta maaf. Dipo bergeming. Darah tingi Metro TV tambah naik. Dipo dibombardir oleh running tex yang menyudutkannya setiap hari setiap detik, dan dipilih komentator yang “sealiran” dengan Metro TV untuk mengecam Dipo. Tidak puas sampai disitu, melalui pengacaranya , OC Kaligis, Dipo diadukan ke polisi. Wal hasil, polisi tidak menemukan unsur pidana. Kasus ditutup.

Ya itulah gambaran, kita memang belum siap melihat wajah kita di cermin karena kita terlalu sibuk menunjuk wajah orang lain.

Okt. 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline